MENGASIHI DISAAT YANG TEPAT

Wednesday, November 18, 2009 |

 Robertson MC Quilkin mengundurkan diri dari kedudukannya sebagai Rektor
 di Universitas Internasional Columbia dengan alasan ingin merawat
 istrinya, Muriel, yang sakit Alzheimer, yaitu gangguan fungsi otak.

 Muriel sudah seperti bayi, tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan untuk
 makan, mandi dan buang air pun ia harus dibantu. Robertson memutuskan
 untuk merawat istrinya dengan tangannya sendiri, karena Muriel adalah
 wanita yang sangat istimewa baginya.

 Namun pernah suatu kali ketika Robertson membersihkan lantai bekas
 ompol Muriel dan di luar kesadaran Muriel malah menyerakkan air seninya
 sendiri, maka Robertson tiba-tiba kehilangan kendali emosinya. Ia
 menepis tangan Muriel dan memukul betisnya, guna menghentikannya.

 Setelah itu Robertson menyesal dan berkata dalam hatinya, "Apa gunanya
 saya memukulnya, walaupun tidak keras, tetapi itu cukup mengejutkannya.
 Selama 44 tahun kami menikah, saya belum pernah memukulnya karena
 marah, namun kini di saat ia sangat membutuhkan saya, saya
 memperlakukannya demikian. Ampuni saya, ya Tuhan,"

 Lalu tanpa peduli apakah Muriel mengerti atau tidak, Robertson meminta
 maaf atas hal yang telah dilakukannya.

 Pada tanggal 14 Februari 1995, Robertson dan Muriel, memasuki hari
 istimewa karena pada tanggal itu di tahun 1948, Robertson melamar
 Muriel. Dan pada hari istimewa itu Robertson memandikan Muriel, lalu
 menyiapkan makan malam dengan menu kesukaan Muriel dan pada malam
 harinya menjelang tidur ia mencium dan menggenggam tangan Muriel lalu
 berdoa, "Tuhan Yesus yang baik, Engkau mengasihi Muriel lebih dari aku
 mengasihinya, karena itu jagalah kekasih hatiku ini sepanjang malam dan
 biarlah ia mendengar nyanyian malaikat-Mu. Amin!"

 Pagi harinya, ketika Robetson berolah-raga dengan menggunakan sepeda
 statisnya, Muriel terbangun dari tidurnya. Ia berusaha untuk mengambil
 posisi yang nyaman, kemudian melempar senyum manis kepada Robertson.
 Untuk pertama kalinya setelah selama berbulan-bulan Muriel yang tidak
 pernah berbicara memanggil Robertson dengan suara yang lembut dan
 bening, "Sayangku... . sayangku..." , Robertson melompat dari sepedanya
 dan segera memeluk wanita yang sangat dikasihinya itu.

 "Sayangku, kau benar-benar mencintaiku bukan?" tanya Muriel.

 Setelah melihat anggukan dan senyum di wajah Robetson, Muriel berbisik,
 "Aku bahagia!" Dan ternyata itulah kata-kata terakhir yang diucapkan
 Muriel kepada Robertson.

 Memelihara dan membahagiakan orang-orang yang sudah memberi arti dalam
 hidup kita adalah suatu ibadah di hadapan Tuhan. Mengurus suami atau
 istri yang sudah tak berdaya adalah suatu perbuatan yang mulia.
 Mengurus ayah, ibu atau mertua adalah tugas seorang anak ataupun
 menantu. Mengurus kakek atau nenek yang sudah renta dan pikun juga
 adalah tanggung jawab para cucu. Jangan abaikan mereka yang telah
 renta, apalagi ketika mereka sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
 Peliharalah mereka dengan kesabaran dan penuh kasih.

 Purnama Nugraha
 Alumnus FK & Pasca Unair

0 komentar:

Post a Comment