Lantaran Facebook, Karyawan Tidak Produktif. Facebook Diblokir Saja?

Friday, March 12, 2010 |

Salah satu situs jejaring sosial, yaitu Facebook, akhir-akhir ini seringkali tidak dapat diakses oleh karyawan dalam beberapa perusahaan atau juga dalam lembaga pendidikan, penyebabnya adalah berkaitan dengan produktivitas, dimana telah terbukti bahwa mereka yang mengakses jejaring sosial pada saat bekerja mengalami penurunan produktivitas, walau masing-masing dengan hasil yang beragam.
Seperti di India sendiri pada akhir tahun 2009 melaporkan bahwa dari hasil penelitian ditemukan bahwa para pekerja yang menggunakan situs jejaring sosial saat waktu bekerja telah kehilangan 12,5% dari produktivitasnya, penelitian ini dilakukan atas sekitar 4000 karyawan dari berbagai perusahaan di berbagai daerah di India.
Sebenarnya Amerika yang merupakan negeri asal dari beberapa situs jejaring sosial sendiri telah melakukan pelarangan akses terhadap beberapa situs jejaring yang populer sejak tahun beberapa tahun lalu, walau tidak merata pada setiap tempat, kemudian pada tahun 2009 sendiri ditemukan laporan bahwa 54% dari perusahaan di Amerika telah melakukan pelarangan akses untuk beberapa situs jejaring sosial, yang dengan kata lain 54% perusahaan memandang situs jejaring sosial adalah “bahaya” tersendiri bagi perusahaan.
Alasan pemberlakuan kebijakan ini adalah karena terjadi pembuangan waktu secara sia-sia atau pengalihan fokus pada hal yang sia-sia, dikarenakan para pekerja yang menggunakan situs jejaring sosial saat jam kerja penggunaannya bukanlah untuk kepentingan perusahaan melainkan untuk kepentingan pribadi yang juga tidak memiliki hubungan dengan pekerjaan.
Demikian juga halnya dengan dunia pendidikan dimana dilaporkan bahwa penggunaan situs jejaring sosial telah membuat para peserta didik menjadi lebih malas untuk belajar sehingga mengalami penurunan nilai dalam pelajaran atau kuliah.
Untuk di Indonesia sendiri belum ada penelitian khusus yang membahas antara produktivitas dan kegiatan di dunia maya pada perusahaan dan juga dunia pendidikan. Juga kita belum memiliki data berapa banyak perusahaan yang melarang akses terhadap situs jejaring sosial. Mungkin cara termudah untuk mengetahui apakah hal tersebut benar-benar ada dalam kehidupan kita adalah dengan melihat apakah pernah diri kita atau orang lain yang ada disekitar kita yang mendapat peringatan atau teguran dari atasan berkaitan dengan terbengkalainya pekerjaan yang menjadi tanggung jawab akibat terlalu banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau smart-phone.
Sudah tidak bisa disangkal lagi bahwa keasyikan kita terhadap dunia maya yang kian memikat cenderung menjadikan kita terlupa akan fokus apa yang sedang kita kerjakan, berdampak pada produktivitas kita dalam bekerja dan juga berkarya, melakukan kegiatan sia-sia yang tidak berdampak baik pada apa yang telah kita rencanakan. Namun apakah sedemikian parah?
Terkait dengan artikel sebelumnya, gangguan kecanduan Internet, tentang teknologi yang diciptakan dengan tujuan mempermudah kehidupan manusia dan memberikan kesempatan kepada manusia untuk melakukan sesuatu yang lebih baik daripada yang sebelumnya, dan bukan seperti yang terjadi sekarang ini ketika manusia tidak memiliki kemampuan dalam mengendalikan teknologi yang dimiliki yang juga merupakan hasil penciptaannya sendiri.
Manusia menjadi “budak” dari teknologi itu sendiri, hal ini terbukti dari bagaimana terdapat manusia yang tidak dapat mengendalikan kepentingannya dalam berinteraksi didunia maya, dalam kasus ini adalah situs jejaring sosial, yang terbukti penggunaannya berakibat langsung kepada produktivitas, entah itu bagi karyawan perusahaan, pengusaha dan juga para pelajar, bahkan untuk para ibu, yang mana telah mengurangi jatah perhatian terhadap anak-anaknya dan lebih sering memperhatikan pergerakan kawan-kawannya di dunia maya melalui situs jejaring sosial.
Penciptaan teknologi yang semakin canggih jelas sekali kalau tujuannya bukanlah untuk menjadikan nilai para pelajar menjadi merosot, juga bukan agar para pegawai menjadi individu yang gemar menyia-nyiakan waktu, dan juga bukan agar seorang ibu melupakan perhatian terhadap anaknya. Jelas sekali bukan!
Dengan demikian maka permasalahan bukanlah pada situs jejaring sosial melainkan pada perilaku manusia itu sendiri, tidak butuh untuk menjadi seorang ahli dalam perilaku manusia untuk melihat hal ini. Kembali kepada kemampuan manusia dalam mengendalikan perilakunya, menetapkan fokusnya dan juga kemampuannya dalam memaksimalkan setiap sarana dan prasarana yang tersedia.
Dengan terjadinya pelarangan akses terhadap situs jejaring sosial telah membuktikan bahwa antara manusia dan teknologi bersifat tidak saling membantu, dengan kata lain manusia telah menciptakan sesuatu yang terlalu tinggi bagi dirinya sendiri, manusia belum siap dengan teknologi yang telah mereka ciptakan sendiri.
Maka yang perlu diperhatikan adalah pengendalian masing-masing individu terhadap perilakunya. Euphoria yang mereka rasakan dalam situs jejaring sosial terkadang menjadi candu tersendiri bagi individu, bukan berarti kita harus menyalahkan teknologi melainkan kepada kemampuan manusia sendiri yang tidak dapat mengendalikan perilakunya.
Dengan demikian adalah penting bagi individu untuk dapat mengendalikan perilakunya, caranya adalah dengan menjadi manusia yang berpegang pada fokus, mengubah diri menjadi individu yang efisien dalam menjalani tugas-tugas keseharian. membagi waktu dengan baik dan juga pemanfaatan sarana dan prasarana dengan maksimal, sehingga setiap usaha dan penetapan tujuan memberikan yang terbaik dalam setiap hasil akhir.
Semoga saja kesenangan terhadap situs jejaring sosial yang sekarang terjadi hanya merupakan suatu bentuk pembelajaran dari kemunculan jejaring sosial itu sendiri hanya yang baru beberapa saat saja usianya, kecenderungan manusia yang terus berubah diharapkan kedepan akan sudah menyesuaikan antara kebutuhan mereka dengan segala macam aplikasi canggih yang tersedia di dunia maya. Bukankah keberadaan jejaring sosial yang dimanfaatkan dengan tepat guna dapat memberikan keuntungan bagi segala jenis aktifitas anda? Pasti!

Sumber:
http://news.bbc.co.uk/2/hi/south_asia/8423888.stm
http://www.psychologytoday.com/blog/positively-media/200910/facebooking-work
http://www.computerworld.com/s/article/9139020/Study_54_of_companies_ban_Facebook_Twitter_at_work
http://tekno.kompas.com/read/xml/2009/04/15/10590447/

0 komentar:

Post a Comment